“Berarti kalian harus berkumpul sesuai dengan angka yang kaka sebutkan. Dengan catatan gak boleh memilih teman satu sekolah. Misalnya, di sebuah gubuk terdapat 4 orang petani, berarti kalian berkumpul?”
“Empaaat oraang” saut mereka.
“Oke cyakeeep” balas Kak Aman.
Di teras Museum itu, sorotan matahari mulai menanjak. Semakin lama semakin menyengat. Sementara, para guru yang mendampingi duduk didertan teras berwarna abu tua sambil memperhatikan kegiatan.
Kak Aman mulai bercerita, adalah Alan, seorang anak kecil yang baru masuk sekolah, ia adalah adik dari Kak Aman, yang saat ini gemar bermain games.
Alan yang mulai kecanduan sulit diajak berkomunikasi. Ia berfokus pada gadget. Mamahnya sering marah-marah.
“Alaaaaan, main hape aja yaaah, sini mamah ambil kamu yaaa” kata mamahnya dengan kesal.
Mendengar mamahnya marah, Alan langsung ke kamar. Melihat hal itu, Kak Aman berputar otak.
“Hmmmm, gimana ya?” gumam Kak Aman.
Ahaaaa, Kak Aman punya cara lain untuk menghentikan Alan bermain gadget.
Suatu hari, Kak Aman mengajak Alan ke Museum.