Sindikat HP Rekondisi Antar Negara Digerebek Polresta Tangerang

oleh -532 Dilihat
oleh
pabrik-iphone-rekondisi-di-tangerang-digerebek-polisi
Kapolresta Tangerang AKBP Ade Ary Syam Indradi (baju putih) memperlihatkan barang bukti HP rekondisi.

TIGARAKSA, (BN) – Polresta Tangerang, Polda Banten, ungkap sindikat yang melakukan rekondisi Handphone (HP) ilegal di Ruko Boulevard, Blok E, Desa Ciakar, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang. Kasus itu terungkap pada Jumat (15/11/19).

Dari penggerebegan ini, polisi mengamankan dua tersangka yaitu R (25) Dan WS (28). Sedangkan tersangka M ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO)

Kapolresta Tangerang AKBP Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, para tersangka membeli telepon genggam jenis iPhone berbagai tipe rusak dari Singapura tanpa dilengkapi izin impor. Telepon genggam rusak itu, kata Ade, kemudian direkondisi dengan mengganti komponen dengan suku cadang bukan original iPhone.

“Komponen bukan original itu diantaranya earphone, charger, LCD, dan komponen kamera,” kata Ade saat konferensi pers di lokasi penggrebekan, Minggu (17/11/19).

Ade mengatakan, telepon genggam rekondisi itu kemudian di jual di berbagai toko online dengan nama toko Panda House dan Lin Store. Selain itu, lanjut Ade, para tersangka juga mencetak sendiri nomor IMEI serta melengkapi telepon genggam dengan dua palsu.

“Dalam sebulan, omset tersangka mencapai Rp150 juta,” tandasnya.

Dari penggrebekan itu, polisi mengamankan 1697 unit iphone dari berbagai tipe. Selain itu, polisi juga mengamankan 4 unit solder, 1 alat servis, 1 unit mesin pencetak IMEI, 1 unit laptop, 1 unit power supply, dan ratusan dus iphone palsu.

Para tersangka dijerat dengan pasal berlapis diantaranya Pasal 62 ayat (1) juncto Pasal 8 ayat (1) huruf f dan j Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Pasal 104 dan 106 Undang-Undang Perdagangan, Pasal 120 ayat (1) Undang-Undang Perindustrian, Pasal 52 Undang-Undang Telekomunikasi, dan Pasal 3, 4, dan 5 Undang-Undang Pencegahan Pencucian Uang.

“Ancaman hukuman untuk para tersangka di atas 5 tahun penjara,” tegasnya.

Menurut Ade, saat ini kasus itu masih dalam pengembangan. Ia memastikan akan terus membongkar jaringan itu agar tidak merugikan masyarakat konsumen. (bn)

Cek berita yang lain di

No More Posts Available.

No more pages to load.