TANGERANG — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang telah menetapkan Si Bambu sebagai maskot Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tangerang tahun 2024 (Pilkada serentak 2024).
Si Bambu adalah akronim dari DemokraSi Bergembira Memilih Bupati dan Wakil Bupati Tangerang.
Ketua KPU Kabupaten Tangerang Muhamad Umar menerangkan detail dari maskot Si Bambu. Pada bagian kepala dan leher maskot, kata Umar, adalah bentuk bambu dengan bagian ujung atas berbentuk runcing . Ikat kepala yang digunakan merupakan kain batik Tangerang berwarna ungu bermotif awi koneng.
“Makna daun berjumlah dua pada bagian kanan dan empat pada bagian kiri memiliki arti penanda tahun penyelenggaraan Pilkada yaitu tahun 2024,” terangnya, Senin, 10 Juni 2024.
Kemudian ada paku yang digenggam oleh tangan Si Bambu yang merupakan alat coblos standar dalam pelaksanaan Pilkada. Tangan kiri bagian kelingking yang dicelub tinta merupakan tanda bahwa masyarakat telah melaksanakan hak suaranya/memilih untuk kabupaten Tangerang.
“Baju pangsi dipilih sebagai baju maskot menggambarkan pakaian tradisional orang Tangerang dahulu dan orang Indonesia umumnya, sebelum mengenal pakaian yang diperkenalkan oleh bangsa Eropa seperti kemeja, jas, pantalon dll. Identik dengan dunia persilatan sebagai simbol jati diri orang Tangerang,” tambahnya.
Sementara warna serat bambu merupakan warna tubuh pada maskot bambu, dan sabuk berwarna emas. Warna ini secara psikologis dan filosofis menggambarkan keamanan, keselamatan, serta kejayaan
Selanjutnya adalah kaos dalam merupakan asimilasi masyarakat Tangerang dengan kemodernan. Perpaduan baju pangsi tradisional dengan pakaian fashion modern yang berwarna putih ini menggambarkan keterbukaan masyarakat tangerang dengan nilai-nilai kemodernan yang bermanfaat termasuk misalnya nilai-nilai demokrasi dalam Pilkada.
Juga ada Kain Batik Motif Awi Koneng Batik Khas Kabupaten Tangerang. Kain Batik Motif Awi Koneng adalah sebuah karya seni batik yang merepresentasikan kekayaan budaya Kabupaten Tangerang, Indonesia. Motif ini terinspirasi oleh keindahan alam, flora, dan fauna yang khas di daerah tersebut.
Selain itu, pada maskot Si Bambu juga ada sabuk tradisional sebagai pelengkap pakaian tradisional dengan fungsi penahan agar kain yang dipakai lebih nyaman digunakan.
Kemudian celana pangsi merupakan pakaian tradisional yang umum dipakai masyarakat Tangerang sebelum kedatangan bangsa Eropa. Pakaian silat ini pada masanya dahulu dipakai oleh masyarakat sebagai pakaian sehari-hari ketika bekerja di ladang maupun di sawah.
Meskipun saat ini dipakai pada kesempatan tertentu seperti upacara perkawinan dan event budaya lainnya, celana pangsi masih dianggap representasi budaya Nusantara.
“Ada juga terompah atau bakiak atau sandal kayu dengan penjepit kaki tunggal dengan modifikasi bertali pada masanya dahulu merupakan sandal populis masyarakat Banten termasuk di Tangerang,” kata Umar.
Dengan maskot Si Bambu, lanjut Umar, perhelatan Pilkada serentak di Kabupaten Tangerang diharapkan berlangsung meriah dengan gaung ke semua lapisan masyarakat.
“Si Bambu ini semoga menjadi daya tarik untuk meningkatkan partisipasi masyarakat pada Pilkada 2024. Selain itu, Pilkada juga berbarengan dengan Pemilihan Gubernur Banten, jadi kami mengajak semua masyarakat yang sudah punya hak pilih nanti datang ke TPS pada Rabu, 27 November 2024,” kata Umar.
Ditambahkan Badri Tamam, Komisioner KPU Kabupaten Tangerang Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM), dipilihnya Si Bambu juga karena jejak historis di Kabupaten Tangerang dimana Bambu merupakan salah satu bahan kerajinan yang banyak diolah oleh masyarakat Tangerang.
“Tangerang dahulu terkenal dengan produksi barang olahan dari bahan utama bambu yang pernah berjaya dan menjadi komoditas ekspor andalan Hindia Belanda sekitar tahun 1800-an hingga tahun 1955. Hasil kerajinan masyarakat Tangerang ini, mengharumkan Tangerang ke seantero dunia,” kata Badri.
Dengan dipilihnya Si Bambu, Badri juga berharap Pilkada 2024 di Kabupaten Tangerang menjadi momentum untuk meningkatnya partisipasi dan kebahagiaan masyarakat. (*)