Cerita Pendek: Kupat Tahu Sang Kakek dan Perempuan Berdaster Merah (1)

oleh -590 Dilihat
oleh
Kupat Tahu Sang Kakek dan Perempuan Berdaster Merah

Suatu pagi yang cerah, aku makan kupat tahu di ruang tamu sambil membaca buku dongeng. Istri saya sedang pergi ke pasar naik motor.

Bagi saya, kupat tahu adalah makanan legendaris. Sejak kecil saya sering sekali jajan kupat tahu di pasar desa.

Di masa kecil, makan kupat tahu sambil jongkok menghadap jongko kupat tahu diantara orang lalu lalang, alangkah asyiknya, alangkah nikmatnya.

Kupat tahu menjadi makanan yang paling saya suka hingga usia saya setengah abad ini.

Begitu pula membaca buku dongeng dan mendongeng, aih saya senang sekali.

Nah, ketika sedang lahap-lahapnya makan kupat tahu, tiba-tiba seorang perempuan berdiri di ambang pintu rumah saya, yang terbuka. Ia mengenakan daster warna merah dengan motif bunga-bunga.

Wajah perempuan itu mirip artis drama korea. Rambutnya pirang. Hidungnya mancung. Kulitnya putih sekali. Tubuhnya semampai.

O, Mata perempuan itu menatap mata saya, bibirnya yang merah membara tersenyum. Matahari saat itu menyorot ke rumah saya. Maka tampaklah bayang-bayang tubuh perempuan berdaster merah itu. (bersambung)

Oleh: Budi Sabarudin
Budi Sabarudin, lahir di Desa Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Ia penyintas stroke. Budi juga pernah menjadi wartawan sekitar 20 tahun (bergabung dengan grup Pikiran rakyat dan Jawa Pos). Pernah menjadi pendongeng keliling. Bukunya yang telah terbit Si Lidah Emas Dirampok Begal (2020) Kini Budi istirahat dan tinggal di Bandung.

No More Posts Available.

No more pages to load.