SERANG, (BN) – Senin (26/8/2019), puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pecinta Alam (Mapala) turun kejalan melakukan aksi unjuk rasa di depan Pendopo Bupati Serang.
Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan, bersamaan dengan kegiatan apel pagi pegawai pemerintah Kabupaten Serang.
Dalam tuntutannya, mahasiswa menginginkan Sungai Ciujung kembali normal seperti sedia kala.
Koordinator Aksi mengatakan, Sungai Ciujung merupakan air yang bisa di manfaatkan oleh masyarakat.
Namun saat ini, air tersebut tidak bisa lagi di manfaatkan.
“Kami inginkan sungai ciujung seperti dulu, airnya bisa buat nyawah, nyari ikan. Tapi sekarang keadaannya sangat parah, warnanya seperti kopi, bau,” ucap koordinator Aksi, Zaenal Mutaqin saat diwawancara.
Menurut Zaenal, Pemkab Serang tidak becus menangani persoalan ini.
Padahal pencemaran tersebut jelas sangat berimbas kepada masyarakat sekitar yang berada di sepanjang Sungai Ciujung.
“Ini karena ketidaktegasan Pemkab Serang menindak industri-industri yang melakukan kesalahan, sehingga masyarakat gatal-gatal, dan yang kesehariannya mencari ikan kini ikannya pada mati,” tegasnya.
Zaenal menuturkan bahwa, aksi unjuk rasa ini merupakan aksi lanjutan yang sebelumnya di HUT RI ke-74 tanggal 17 Agustus 2019 juga dilakukan dengan membentangkan bendera merah putih di atas sungai ciujung.
“Aksi ini kelanjutan dari HUT RI ke-17, yang mana pada saat itu kami membentangkan bendera merah putih di atas sungai ciujung,” cetusnya.
Zaenal meminta, Pemkab serang segera menangani persoalan tersebut.
Karena, lanjutnya, jika Pemkab Serang tidak bisa menangani hal ini, dirinya akan melakukan aksi dengan membawa masa yang lebih banyak.
“Kalau Pemkab Serang masih membiarkan, maka kami akan terus melakukan aksi,” singkatnya.
Diketahui, massa aksi sudah tiba di lokasi sejak malam hari, dan mereka tidur di lokasi aksi.
Aksi ini juga diwarnai dengan aksi teatrikal sejumlah peserta aksi dengan mandi mengunakan air yang keruh.
Kemudian diakhiri dengan aksi longmarch dari Pendopo Bupati Serang ke Kampus UIN SMH Banten.
