PANDEGLANG, (BN) – Setahun pasca Tsunami Banten, masih membawa dampak terhadap angka kunjungan wisatawan ke daerah pantai (Anyer-Carita).
Sebagian besar dari mereka masih takut kembali ke pantai, dan lebih memilih berlibur ke tempat lain.
Namun tidak dengan sejumlah wartawan yang tergabung di dalam Journalist Lecture Community.
Dalam rangka memperingati 1 tahun Tsunami Banten, dengan misi membangkitkan kembali Pariwisata Pantai di Wilayah Banten, sejak Jum’at (3/1/2020) hingga Sabtu (4/1/2020) singgah ke salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Pandeglang.
Adalah Mutiara Carita Cottages, merupakan kompleks perhotelan yang terletak di semenanjung teluk Carita.
Dimana di kawasan pantainya, kita bisa menikmati banyak pemandangan mulai dari jajaran gunung yang menjadi latar teluk Carita di sisi timur, dan kita juga bisa menikmati indahnya pemandangan Gunung Anak Krakatau dan Pulau Sumatera di sisi baratnya.
Dengan luas sekitar 12 hektar, membuat resort ini menjadi salah satu resort paling lengkap dan strategis di Banten.
Di tempat ini, kita juga dengan sangat jelas bisa menikmati keindahan sunset, kala matahari tenggelam di kejauhan samudera.
Pesona sunset di Mutiara Carita Cottages yang indah di Selat Sunda, membuat fenomena tersebut mendapat julukan ‘The Sunset of Java’.
Ada perbedaan yang cukup signifikan yang kami rasakan, kala berada di resort ini.
Berhadapan langsung dengan dua gunung tertinggi di Banten, yakni Gunung Karang dan Gunung Aseupan, membuat udara di resort ini terasa lebih dingin dan sejuk dibanding resort lainnya.
Kami bahkan sempat tidak percaya, jika ada tempat sebagus dan senyaman Mutiara Carita Cottage di Pandeglang, Banten, sehingga tempat ini sangat nyaman bagi keluarga, bagus untuk tempat membicarakan bisnis dengan mitra atau rekanan anda, dan menyenangkan untuk anda yang gemar mencari keseruan dan pengalaman yang tak terlupakan.
Dari Carita Kami Bercerita.
Pada akhir tahun 2018 lalu, secara fisik fasilitas dan bangunan yang ada di Mutiara Carita Cottages tidak terdampak Tsunami.
Namun pada malam pergantian tahun 2018 ke 2019, jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat itu mengalami penurunan yang sangat drastis dan bisa dibilang nyaris tidak ada wisatawan yang berlibur.
Menurunnya angka kunjungan wisatawan pasca Tsunami, membuat pengelola wisata memutar otak untuk kembali memulihkan kondisi pariwisata daerah.
Namun upaya untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan hingga akhir tahun 2019 ini, masih belum cukup menggembirakan.
Disampaikan Manajer Marketing Mutiara Carita Cottages, Uding Syafrudin, menurunnya pengunjung di akhir tahun 2019 kemarin karena masih ada rasa khawatir dan takut dari para wisatawan untuk datang ke Carita.
Mau tidak mau, suka tidak suka, hal tersebut sampai saat ini, masih menjadi PR besar bagi semua pihak, khususnya bagi para pengelola wisata daerah.
“Semua kita perbaharui. Sarana-sarana edukasi juga akan kita kembangkan. Akan ada camping ground, children playground, dan flying fox. Sensasi lain yang saat ini bisa dirasakan di Mutiara Carita adalah agenda memberi makan ikan di dermaga dan fasilitas lainnya,” ucapnya.
Pihaknya juga berharap, peran serta dari pemerintah untuk terus melakukan recovery terhadap kondisi pariwisata daerah, dengan rutin melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bisa menjadi pemikat wisatawan untuk berkunjung ke Pandeglang khususnya ke Carita.
“Event-event yang pernah diadakan oleh Pemerintah masih kurang greget, harusnya bisa lebih greget. Yang dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar dan menarik minat wisatawan dari luar daerah,” tuturnya.
“Sebenarnya kita punya event-event seperti Carita Surfing Contest, Saba Leuweung dan Fishing Contest, yang itu bisa di akomodir untuk menarik wisatawan dari luar daerah,” tambahnya.
Kendati demikian, Uding menyatakan, pihaknya masih optimis jika pariwisata Pandeglang akan kembali menggeliat di tahun 2020.
Sayang sekali jika kerinduan kita terhadap pantai harus terhalang oleh rasa takut dan cemas yang berlebih.
Krakatau memang masih erupsi, namun hal tersebut tidak sampai membuat kembali terjadi Tsunami.
“Kalau menurut saya, karena Gak sudah kolaps atau longsor, dan kawahnya pun sudah sejajar dengan permukaan laut, tentunya tidak memungkinkan kejadian serupa (Tsunami),” ungkap Roman RJR selaku Pemandu Wisata asal Carita dan Pengamat Vulkanologi.
Sebagaimana kita ketahui bersama, erupsi yang terjadi di GAK merupakan aktifitas biasa yang sering terjadi.
Peristiwa Tsunami di penghujung tahun 2018 yang lalu, lebih disebabkan oleh adanya longsoran di GAK, karena ketinggian yang dimiliki GAK.
Saat ini, kondisi GAK sudah hampir sejajar dengan laut.
Manakala erupsi terjadi, hanya kepulan asap putih yang terlihat dan sudah tidak ada lagi longsor yang memicu pergerakan air laut hingga menjadi Tsunami.
Tsunami sudah berlalu, ia sudah mencurahkan kerinduannya kepada kita dan akan kembali dalam waktu yang sangat lama.
Lalu, kapan kita akan mencurahkan kerinduan kita kepada Pantai?
Sementara Mutiara Carita Cottages, sudah siap menantimu di hadapan Karang dan Aseupan.