TANGSEL, (BN) – Pemberian umroh bersama, sebagai penghargaan bagi yang dinilai berprestasi dan berkontribusi dalam pembangunan di Tangsel 2019, dinilai tak jelas dan hanya menghamburkan uang rakyat.
Hal itu dikatakan pengamat kebijakan publik, dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Adib Miftahul saat dimintai komentar, Selasa (3/12/19).
“Ukuran prestasinya apa? Parameter berprestasi harus jelas sehingga ada keadilan di sini. Agar anggaran yang dikucurkan untuk umroh ini benar-benar sesuai dengan peruntukannya,” ujarnya.
Adib juga mengatakan, jangan sampai parameter berprestasi ini hanya subjektif dari pejabat sebagai pengguna anggaran. Karena kalau sudah subjektif biasanya ada like and dislike.
“Kalau ngomong prestasi, marbot, penjaga panti asuhan, petugas panti jompo, petugas kebersihan, itu prestasinya jelas, kenapa ga diajak umroh?,” tanyanya heran.
Dosen Fisip itu menambahkan, Pemkot Tangsel juga harus melihat sisi sense of crisis bahwa yang membayar pajak dan berprestasi adalah semua golongan masyarakat Tangsel.
“Jadi ini harus dipikirkan jangan sampai kegiatan tersebut mengoyak dan menciderai rasa keadilan, dengan dinilai menghamburkan uang rakyat,” tandasnya.
Agar penggunaan anggaran efektif dan tidak menjadi preseden buruk kedepan soal transparansi, Adib menyarankan agar aparat penegak hukum menyelidiki dan mengusut apakah anggaran tersebut tepat sasaran bahkan ada dugaan penyimpangan atau tidak.
Diketahui, Pemkot Tangerang Selatan memberangkatkan umroh puluhan orang yang dinilai berprestasi. Pemberangkatan menggunakan jasa tujuh pembimbing umroh.