Setahun Pimpin Cilegon, Mahasiswa Anggap Edi Ariadi Gagal

oleh -516 Dilihat
oleh
Mahasiswa

CILEGON, (BN) – Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Cilegon (FWC) mengelar aksi demonstrasi di halaman Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon, Kamis (20/2/20).

Menurut Sabawi, Kordinator Lapangan (Korlap) menjelaskan ada beberapa tuntutan aksi kepada Walikota Cilegon Edi Ariadi.

“Ada beberapa tuntutan terhadap Walikota Cilegon Edi Ariadi, yaitu tentang kebanjiran Kota Cilegon setiap tahun, kedua masih tingginya pengangguran di Kota Cilegon, ketiga fasilitas kesehatan yang buruk, dan infrastrutur pendidikan yang tidak merata,” ungkapnya.

Menurutnya, Walikota Cilegon Edi Ariadi belum memberikan solusi yang baik untuk mengatasi banjir di Kota Cilegon.

“Apakah etis ketika banjir tahunan datang khususnya sentral Kota Cilegon kebanjiran kan tidak etis. Pengangguran di Kota Cilegon sampai detik ini yang katanya Kota Cilegon adalah Kota Industri tapi penganggurannya nomor dua se Provinsi Banten,” katanya

Mengenai fasilitas kesehatan dirinya menilai meski dikatakan menjadi yang terbaik, namun faktanya perlengkapan dan peralatan di Rumah Sakit khususnya di Kota Cilegon belum mencukupi kebutuhan – kebutuhan masyarakat.

“Saya rasa kepemimpinan Edi Ariadi selama satu tahun, saya katakan gagal,” tegasnya.

Ia berharap, Kota Cilegon di dalam kepemimpinan Edi Ariadi kedepan bisa menjadi lebih baik.

“Di dalam masa kepemimpinan Edi selama delapan bulan kalo tidak salah, semoga kedepannya akan lebih baik dan bisa memberikan solusi banjir di Kota Cilegon dan Pengangguran secepatnya bisa menurun,” ungkapnya.

*Aksi Bakar Ban*

Aksi yang di gelar oleh puluhan mahasiswa Cilegon di halaman kantor Wali Kota berujung dengan kericuhan.

Hal tersebut akibat mahasiswa kesal, karena Walikota Cilegon Edi Ariadi tak kunjung keluar menemui mahasiswa yang berdemo.

Sehingga puluhan mahasiswa melanjutkan aksinya dengan membakar ban bekas dan memblokade jalan.

Bentrok antara mahasiswa dengan aparat kepolisian pun tidak dapat dihindarkan.

Saat mahasiswa membakar keranda berisi ban yang di bawanya, pihak kepolisian terlihat berupaya mematikan api tersebut hingga terjadi bentrok yang diwarnai aksi saling dorong dan beberapa mahasiswa terlihat terbanting cukup keras ke aspal akibat ditarik salah satu anggota kepolisian.

Dua perserta aksi sempat di bawa ke Mapolres karena dianggap menjadi provokator, namun selang beberapa menit kembali di keluarkan.

Sabawi mengaku, aksi pembakaran ban dilakukan karena merasa kesal, sebab selama dua jam lebih menunggu orang nomer satu di Kota Cilegon (Edi Ariadi) untuk datang dan duduk bersama dengan mahasiswa, tak kunjung menampakkan keberadaannya.

“Sampai menunjukan waktu 16.00 WIB belum sampai hadir makanya kita terpaksa bakar ban, setelah itu mungkin ada hal-hal yang mungkin tidak di inginkan yang terjadi,” ujar Sabawi.

“Padahal kita sudah melayangkan surat 3×24 jam, otomatis dari pihak Kepolisian sudah menginformasikan pada pihak pemerintah kota Cilegon, tapi saat ini Pak Wali tidak ada di tempat,” tambahnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.