BANTENNOW.COM, TANGERANG – Kenaikan angka obesitas di kalangan remaja membuka pintu bagi penyakit yang dulu hanya dialami orang dewasa, yaitu Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2). Fenomena ini kini menjadi krisis kesehatan yang nyata, bukan sekadar ancaman masa depan.
Menurut dr. H. Ahmad Mekkah, Sp.PD, M.Sc, M.Kes, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Sari Asih Sangiang, obesitas terutama penumpukan lemak di area perut (obesitas sentral) adalah pemicu utama meningkatnya kasus diabetes tipe 2 pada remaja.
“Obesitas sentral menghasilkan zat peradangan yang menghambat kerja insulin sehingga tubuh menjadi resisten insulin,” jelas dr. Ahmad.
Bacaan Lainnya:
Kondisi ini membuat pankreas memproduksi insulin berlebihan hingga akhirnya kelelahan dan gagal menjalankan fungsinya, yang menjadi awal diabetes tipe 2.
Selain itu, lemak visceral di sekitar organ dalam menyebabkan peradangan kronis yang memperparah resistensi insulin dan meningkatkan produksi gula oleh hati.
Gejala diabetes tipe 2 pada remaja sering terlewatkan karena berkembang perlahan, antara lain sering buang air kecil terutama malam hari, haus dan lapar berlebihan, penurunan berat badan tanpa sebab, kulit gelap dan tebal di beberapa area, luka susah sembuh, serta mudah lelah.
Bacaan Lainnya:
Untuk mencegah dan menangani kondisi ini, dr. Ahmad menekankan pentingnya intervensi gaya hidup, seperti menghindari minuman manis dan junk food, memperbanyak konsumsi serat, serta beraktivitas fisik minimal 60 menit setiap hari. Orang tua juga disarankan melakukan deteksi dini dengan pengecekan gula darah, terutama bila ada riwayat keluarga diabetes atau obesitas.
“Deteksi dini dan perubahan gaya hidup adalah pertahanan terbaik. Jangan tunggu sampai terlambat,” pesan dr. Ahmad. (afa)